Neverland

falihashidqiya
2 min readDec 27, 2023

--

Aku bahkan tak ingat apakah ibuku pernah menceritakanku hikayat-hikayat atau kisah manusia-manusia yang bermain dalam imajinasi di Neverland sebagai pengantarku tidur. Entah berapa lama aku tertidur hingga air mataku membasahi pipi yang tersandar pada ranjang. Seakan baru saja aku meninggalkan Neverland dan segala cerita imajinasi di dalamnya.

“Ah, harusnya aku nggak menunduk yang membawaku tertidur..,”

Me and Bobby

Di dunia imajinasi, berkas cahaya menyoroti kamarku, dan sinarnya berhenti ketika menyentuh sebuah buku yang tertata diantara ratusan buku lain. Di hadapannya ada tirai yang tak menutupi seluruh jendela besar. Lalu dari sana terlihat salju turun dengan anggun, dan rumah-rumah menyalakan lampu jingga mereka, menambah kehangatan malam yang membuatku terjaga. Tiupan angin menari, menghembuskan udara segar sekaligus membawa awan yang kerap menyapa cerita-cerita siklik di bawahnya. Dan aku melihat rembulan benderang sembari tersenyum menatap keindahan bumi.

Di dunia imajinasi, aku bertemu dengan orang-orang yang amat kucintai. Mereka sering mengajakku menyusuri jalan-jalan yang dipenuhi dengan aroma roti dan kopi. Atau pasar buah-buahan yang sering mereka petik dari kebun dekat bukit. Lalu sesekali bermain sampai puncak gunung yang selalu terlihat indah dari jendela kamarku. Mereka tahu aku menyukai itu.

Di dunia imajinasi, semua terasa mungkin. Aku bisa memeluk panda, bermain-main di pantai bersama kawanan kecil bioluminescence, bertemu dengan banyak orang di penjuru dunia, mempelajari sejarah-sejarah kuno, atau berada satu panggung dengan presiden.

(kebanyakan nonton kartun fal -,-)

Bioluminescent

Tapi percayalah, aku bahkan tak tahu perasaan saat menjalaninya: Petualangan di Neverland yang tak pernah ada. Mungkin suatu saat kita akan terbangun, menyadari bahwa itu hanyalah kisah yang dibacakan orangtua tuk menghantarkan anaknya tertidur. Ini tak kan pernah ada.

Aku tak pernah bermimpi lagi berpetualang di Neverland. Ketika ku terbangun, aku menyadari bahwa dalam realita kehidupan, ternyata bukan ‘senang’ itu yang kucari. Bukan ‘senang’ atau kesenangan di Neverland. Sejak buku itu tak menceritakan hal-hal rasional, Ibu memutuskan untuk menutup bukunya. Aku tak lagi mendengar kisah itu.

“An old saying once told that there’s one thing equal to paradise in this world. It is the thing that keeps you grounded, even in your happiest moment in life. It is a detachment: when you put this temporary worldly life into the right place. For surely it was never in your heart.”

— Salma, Alya (2023)

Atau memang, untuk saat ini, penulis sudah sama-sama lelah menulis tentang angan di Neverland. Saatnya untuk tutup buku.

--

--

falihashidqiya

Suka untuk mengikat temuan-temuan baru, senang juga bila teman-teman ikut tau.