falihashidqiya
2 min readJun 22, 2024

Pada pertemuan Pengadilan Akhir, orang-orang mukmin akan berkata: “Wahai malaikat, bukankah neraka itu suatu jalan umum, yang dilalui orang-orang mukmin dan kafir; namun mengapa kami tak melihat api dan asap dalam perjalanan kami? Kami dapati taman dan kebun yang aman; lalu dimanakah lintasan penuh bahaya yang dulu kami dengar?”

Maka malaikat menjawab: “Kebun yang terlihat ketika kalian lalui, sebenarnya itulah neraka, namun bagi kalian tampaknya bagai taman yang indah. Karena kalian berjuang melawan hawa-nafsu dan memadamkan kobaran syahwat, demi Tuhan. Maka ia menjadi hijau dengan kesucian dan cahaya tuntunan ke arah keyakinan yang haqq.

Karena kalian mengubah bara kemarahan menjadi kelembutan, dan mengubah kebodohan yang kelam menjadi pengetahuan yang terang. Karena api kerakusan dalam diri kalian telah diubah menjadi kemurahan-hati, dan iri-dengki yang bagaikan duri telah diubah menjadi kuntum mawar. Karena telah kalian padamkan semua apimu itu, bagi Tuhan; Dan mengubah jiwamu yang semula membara menjadi subur bagai sebidang kebun; yang ditanami benih kesetiaan.

Di tepi sungai pada kebun itu, burung Bulbul selalu bernyanyi merdu, melantunkan do’a dan pujian akan Tuhan. Demikianlah telah kau dengar panggilan Tuhan, dan kau padamkan api membara dalam jiwamu sendiri: Karena itu, bagimu neraka kami telah menjadi padang rumput hijau nan cantik, dipenuhi bunga mawar”.

Sumber:

Rumi: Matsnavi II: 2554–2568
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi.

falihashidqiya

Suka untuk mengikat temuan-temuan baru, senang juga bila teman-teman ikut tau.